Ku sapa engkau lagi, di malam ini. Aku masih ingat sekali tahun lalu, kau sendiri yang menyapaku lebih dulu. tepat di tanggal yang sama tetapi di tahun yang berbeda,22 November 2013. Sekarang apa kapar kau? Bagaimana hubungan kamu dengan pacar mu yang di Medan? emmm,, atau yang di Bandung? Ah,, sudah lah, lupakan pertenyaan basa-basi itu. Ohhh,, iya aku hampir lupa, selama aku mengenalmu, tak pernah kamu mau untk di panggil "kau" ya dan sekarang aku memang masih mengenalmu.
Malam ini aku ingin membuat sebuah pernyataan, tentang selama satu tahun ini, walapun aku sudah tidak bersamamu lagi, tetapi aku masih ingin memanggil namamu, walaupun itu hanya di Blog ini saja. emmm sebenarnya tidak hanya di sini. tetapi aku masih menceritakan perihat cerita kita berdua pada teman-temanku. Bukan karena aku masih mengharapkanmu, mustahil sekali sekarang bisa mendapatkanmu, karena di sana, di sampingmu sekarang sudah ada pacar yang selama 7 tahun ini bersamamu, bahkan ada lagi yang lebih setia kepadamu di lain tempat juga. Semua ini karen aku ingin menjadikan kamu teman bercerita. Walapun aku tau, aku seperti sedang bercerita dengan tembok, walapun aku tau, tembok pun tidak akan memberi solusi pada ku, tapi setidaknya sedikit lega saat aku mulai merindukan sosok mu di sampingku. Tapi, aku mulai mendapatkan sosok pengantimu. Dia lebih tenang darimu dan dia lebih cuek darimu. Aku tau aku memang belum begitu yakin dengan rasa yang ada ini, karena terkadang dia juga membuat ku sedikit tidak yakin sih. Tetapi, ini masih awal, jadi wajar saja jika aku belum begitu yakin dengan perasaan ini. Tetapi ada satu kesamaan diantara kalian. Mata kalian sama-sama membuat aku terpikat. uppsss,, terserah kamu jika nanti kamu membaca tulisan ini, terserah kamu mau berkomentar aku. Selama ini aku memang tidak memberitahu mu tentang ini, karena kau memang tidak pernah bilang kenapa aku menyukai matamu dan matanya. Tidak ada gunanya juga kan sekarang.
Tama, aku tidak yakin kamu ingat dengan hari ini. Di tahun lalu, sepertinga tanggal ini 22 November adalah hari minggu, di mana pertama kali kamu kirim rekaman gitar bass baru mu. Sabtu hari di mana kamu juga kepoin aku lewat chat, merasa ingin tahu segalanya tentang aku. Tetapi sialnya, saat hari minggu kamu terus permain gitas bassmu, saat kamu berharap aku menemanimu, yah walapun itu hanya di chat saja. Tetapi saat itu, aku sendiri sedang sibuk dengan temanku. Ya, aku bermain di alun-alun kota Magelang dengan Tiwi. Kita hanya berdua, suntuk sekali waktu itu, sangat bingung dengan sikap Arif, dan saat ingin melupakannya, ada Tiwi yang menemaniku, dan kamu mulai masuk ke dunia ku. Sehari setelahnya, di malam selasa ketika kamu pulang dari meeting dengan ownermu, kamu baru meminta nomorku, girang sangat waktu itu. bahkan sampai ibu sendiri merasa heran dengan sikap ku yang seperti itu. Akh,, aku begitu sangat mengingatnya, sikap ku yang terbilang sangat tolol. Bagaimana tidak begitu, kamu yang awalnya hanya aku tau lewat karya mu ayng sungguh keren itu, yang hanya aku kagumi kamu yang dari awal sudah aku jadikan idola, sekarang kmau minta nomor Hp,, dduuhhh,, Gusti, mimpi apa semalam.
Pertama kali di smsin kamu, dan pertama kali juga menemani kamu lembur di jam malam. Hingga aku mulai terbiasa dengan kegiataan mu dari bangun pagi hingga tidak kembali, bekerja dari jam 9 pagi hingga 5 sore, pulang kerja langsung tidur, jam 12 malam kamu baru bangun dan mulai bekerja lagi hingga pukul 4 pagi. Hari-hari ku juga sudah mlai mengikuti kebiasaanmu. Aku mulai membiasakan diri dengan yang namanya desain bangunan, dengan yang namanya bangun malam menemani mu begadang. Kamu begitu perhatiannya sama aku di sela-sela kesibukamu setiap hari. Bahkan aku paling suka saat kamu menanyaikan kebar ku di sore hari, mendengarkan aku berceloteh tentang pekerjaan dan tempat kerja.
Tama, sebenarnya tulisan ini aku buat sebagai ucpan terimakasihku padamu. Pada kamu yang telah mengenalkan dunia ini lebih dekat denganku. Pada kamu yang memberi ku semangat dan membuat aku tau, apa tujuanku saat ini. Membuat aku menyadarkan bahwa berkarya di usia muda itu dangatlah penting. Kita sama Tama, sejak kecil aku juga di ajarkan untuk tidak berdiam diri. Mamak ku selalu mengajarkanku untuk mencoba menjadi seorang yang mandiri.
Dari awal aku mengenalmu, aku sudah mengagumi kegigihanmu, aku menyukai prinsip hidupmu bahkan sampai sekarang walapun kita sama seklai tidak ada komunikasi lagi. Aku selalu mengingat pesamu. Aku salut sama kamu, dulu sewaktu kita masih dekat, sangat dekat masih ada hubungan kau dengan kamu, sesibuk apapun kamu, kamu selalu menasehatiku, selalu memperhatikan ku, peduli denganku. Dulu kamu berpesan kalau aku harus tetap menjaga pola makanku, supaya aku bisa tetap bekerja optimal saat kegiatanku semakin padat. Dan benar sekali, sekarang aku sepeti kamu dulu Tama sangat padat, hingga untuk malam hari pun aku juga masih harus berada di depan komputer. Aku masih harus mengatur jadwalku untuk teman-teman yang tidak setiap hari berjumpa denganku. Sekarang mereka sering bilang kalau waktuku lebih banyak untuk duniaku sendiri untuk kehidupan ku di sini, sekarang aku jarang sekal berbincang dengan mereka, walaupun itu hanya lewat pesan singkat saja.
Dulu kamu juga pernah bercerita padaku saat kamu masih bekerja di Jakarta di A2 Studio, banyak temanmu sering bertanya padamu. Untuk apa kamu setiap hari bekerja seperti itu seperti kebutuhanmu sudah banyak, seperti sudah memiliki tanggung jawab besar, dan hanya kamu jawab dengan senyuman. Kamu sadar, kalau kehidupan kamu dengan mereka itu sangat berbeda. Mungkin mereka hanya melihat kamu dari luar saja, tetapi kamu yang lebih tau apa yang menjadi kebutuhanmu. Tidak jauh denganku, tadi aku juga dilontarkan pertanyaan seperti itu, dan hanya aku balas dengan senyuman. Tapi kamu tidak perlu khawatir dengan keadaanku sekarang, aku sangat menjaga pola makanku dan kehidupanku. Aku rasa aku bisa menjalani kehidupan seperti ini.
Tama, semua hal positif yang ada di kamu selalu aku ingat. Kamu adalah guru bagiku. Dulu sewaktu kamu memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini hal pertama yang aku fikirkan adalah aku takut jika nantinya aku tidak bisa belajar ilmu desain lagi dari mu. Dan sekarang itu memang terjadi, kamu menutup diri saat itu juga. Sekarang aku harus bersusah payah untuk mencari ilmu sendiri, tidak ada kamu atau orang lain yang bisa berada di posisimu seperti dulu. Tentang dia yang aku sebut di awal tadi dia terlalu cuek, bahkan seperti tidak pernah peduli dengan aku.
Satu lagi yang aku inget tentang pesanmu. Terjun kedunia desain bangunan ini memang tidak mudah. Kita harus siap dengan segala resiko. Aku memang sudah memperhitungkan resiko itu jauh-jauh hari sebelum aku mengenalmu. Saat aku memutuskan untuk memasuki sekolah kejuruan dan aku memang harus memiliki target seperti pesanmu. Fokus pada terget itu memang penting, tetapi sial, aku melupakan satu hal yaitu mengejar taget adalah hal yang fatal. Dalam mendesain yang kita tekankan adalah tentang hasil, tentang kesempurnaan, bukan tentang waktu.
Tama, aku sudah tidak tau lagi mau bilang apa ke kamu soal ilmu dan pesa-pesanmu dulu. Jujur itu sangat bermanfaat. Andaikan saja ada seseorang yang bisa menjadi sepetimu di sampingku sekarang, tentun aku akan merasa sangat kuat dan semangat. Tetapi aku sadar, itu tidak mungkin, karena kamu hanya satu. Tidak ada orang sepertimu, dan kamu akan tetap menjadi kamu, bukan orang lain. Tama, aku menyimpan semuanya dengan rapi.
TERIMAKASIH...
Jumat, 21 November 2014
Selasa, 11 November 2014
Ikrar Cinta Maya
Aksara mulai menggoda
Bila foto profil bercahaya
Bergegar inbox tanpa rasa
Senyum memasang impi bahagia
Semakin dekat semakin berani
Tertera ikatan tanpa dipungkiri
Tunangan pasangan mulai memagari
Tapi ternyata agenda tetap ilustrasi
Ikrar cinta maya membahana
Sehidup semati konon setia
Tapi nyatanya cinta monyet belaka
Cinta modal pulsa cinta sia sia
Ikrar cinta maya
Hanya mengundang air mata
Hanya menzahir duka nestapa
Hanya memperlihat kebodohan cuma
Kita makluk terbaik di dunia
Tolong jangan nampakkan cacat cela
Bila foto profil bercahaya
Bergegar inbox tanpa rasa
Senyum memasang impi bahagia
Semakin dekat semakin berani
Tertera ikatan tanpa dipungkiri
Tunangan pasangan mulai memagari
Tapi ternyata agenda tetap ilustrasi
Ikrar cinta maya membahana
Sehidup semati konon setia
Tapi nyatanya cinta monyet belaka
Cinta modal pulsa cinta sia sia
Ikrar cinta maya
Hanya mengundang air mata
Hanya menzahir duka nestapa
Hanya memperlihat kebodohan cuma
Kita makluk terbaik di dunia
Tolong jangan nampakkan cacat cela
Cinta maya bisakah nyata, benarkah adanya, namun terkadang juga nampak nyata
Langganan:
Komentar (Atom)