Selasa, 31 Desember 2013

ALBANNA MUDA

 

PERSIL 1

 

       Dengan susah payah Lestari terus mencari link tutorial untuk belajar program gambar yang selama ini dia inginkan. Ditemani oleh alat alat kerja dan dentungan jam dinding yang sejak tadi membuat gelisah di hatinya. Karena jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Itu tandanya dia harus segera bergegas menuju kos yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat dia bekerja. Tapi karena posisi kos dan kantor yang di betasi oleh sawah milik warga, dengan itu dia harus memutar arah terlebih dahulu untuk pulang dengan jalan yang lumayan agak jauh jika di lakukan dengan berjalan kaki. Dikantor yang hanya memiliki luas seluas ruang tamu dalam rumah dengan ukuran kurang lebih 4x6m ini lah dia bekerja. Dengan di temani 4 orang laki laki yang semuannya sudah menjadi bapak bapak tua, tapi bisa di bilang ABG TUA, dan seorang wanita yang juga sudah berkeluarga, jadi hanya dia yang belum menikah.
       Ini adalah minggu kedua Lestari bekerja di kota Yogyakarta, salah satu kota kultural di indonesia yang berada di pulau Jawa. Kota yang tak bisa di lepaskan dengan Pangeran Mangkubumi yang memperjuangkan kedaulatan Kerajaan Mataram dari pengaruh Belanda.
Sebelum ini Lestari pernah bekerja di salah satu perusahaan swasta dalam bidang kontraktor sekaligus konsultan teknik yang bertempatkan di Jakarta Selatan. Namun itu hanya berlangsung selama 3 bulan. Liburan lebaran kemarin dia manfaatkan untuk pulang ke kampung dan juga resain dari tempat kerjannya. Walaupun itu merupakan tempat kerjannya yang pertama dan pengalaman kerja yang pertama juga, dia merasa tidak senang bekerja di sana. Salah satu faktor penyebab keluarnya Lestari adalah tempat itu tidak memiliki keteguhan tinggi tentang Agama yang di emban. Terlalu menyepelekan tentang keagamaan. Bukan permasalahan tentang pekerjaan yang di dapat di sana. Karena dia sangat mencintai pekerjaannya sebagai Drafter.

       Jarum pendek menunjukan angka 5 dan jarum panjang menunjukan angka 9. Itu artinya sudah 45 menit Lestari tidak juga menemukan yang di cari di internet. Dia putus asa dan segera bergegas menuju kos karena sebentar lagi adzan maghrib berkumandan dan tidak baik juga buat anak perempuan yang notabennya masih sangat remaja, karena usia Lestari yang masih 17 dan akan menjadi 18 tahun lima bulan kemudian. Jalanan yang di lewati begitu sepi karena memang hanya terdapat hamparan sawah di samping kanan dan kirinya. Biasanya dia pulang kerja di jemput oleh ibu kos di depan kantor. Tapi hari ini dia harus berjalan sendiri karena ibu kos sedang ada acara di rumah saudaranya. Mau tidak mau Lestari harus jalan menuju kos-kosan yang baru dia tempati selama 2 minggu ini. Perasaan lega baru terasa ketika dia sampai di depan kampus AKAKOM yang tak jauh dari kosnya. Walaupun sudah 2 minggu di Yogyakarta, Lestari tetap harus berhati hati, karena tidak ada satu pun orang yang mengenalnya di sana. Dia sendirian di Yogyakarta, dan di kantor pun tidak ada satupun orang yang seumuran dengannya.
       Tiga bulan lalu kehidupannya memang sangat berbeda dari yang sekarang. Tinggal jauh dari orang tua. Tidak ada saudara di Jakarta. Bekerja dengan orang yang baru dia kenal,tapi di sana dia memiliki teman baru yang seumuran dengannya. Teman yang bisa di ajak bercanda, diajak berman bareng,yang bisa di jadikan teman bercerita ketika dalam situasi yang bahagia ataupun sedih, dan bisa di jadikan pelampiasan ketika rasa kangen dengan keluarga di kampung begitu besar. Karena apa yang di rasakan Lestari juga di rasakan oleh teman teman barunya. Namun sekarang, semenjak dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan di Jakarta, semuannya berubah. Walaupun kebanyakan yang di inginkan olehnya semuannya dia dapat di Yogyakarta,namun tidak untuk teman bermain di Yogyakarta,dia tidak mendapatkan itu, seringkali dia merasa bosan dengan suasana di Yogyakarta, Lestari sering memutuskan untuk pulang di hari sabtu. Sekedar untuk berkumpul di rumah dengan keluargannya,melepas rasa rindu untuk ke dua orang tuannya.

1 komentar: