PERSIL VIII
Disepanjang perjalanan selain bercerita tanpa henti, Tama juga mengeluhkan sopir yang dari tadi jalanya lambat. Bagi Lestari sendiri ini tak masalah, sebab dia sudah sedikit mengetahui jalanan yang berada di kota Yogyakarta pada saat ini memang rame dan sering macet, apalagi di akhir pekan seperti ini. Di tambah lagi Tama yang takut telat menghadiri acara itu karena dialah satu satunya pengisi gathering. Alhasil, Tama marah marah tak jelas, tetapi tak di hubrisnya oleh Lestari.
Sesampainya mereka di sana, ternyata peserta yang baru datang masih sedikit. Dan ini di manfaatkan oleh para peserta untuk saling berkenalan satu sama lain. Lestari sempat merasa terharu dan pasti senang dengan cara Tama memperkenalkan dirinya pada teman teman baru mereka, selayaknya pasangan baru yang memang lagi mesra mesranya ini, mereka selalu bersama, duduk bersama, dan ngobrol dengan teman baru mereka. Menyenangkan rasanya bagi Lestari, pasalnya dia sendiri selama kurang lebih 4 bulan berada di Yogya belum pernah mendapat teman sebanyak ini. Acara itu di habiri oleh 25 orang termasuk Tama dan Lestari. Lumayan sih untuk sekedar gethring yang mendadak ini :)
Acara berjalan dengan lancar, selesai pada pukul 09.00 tepat, dan acara selanjutnya adalah makan malam :) . Ada sebagian pengunjung gethring yang memilih untuk langsung pulang ke rumah masing masing karena sudah malam, tetapi tidak untuk Tama dan Lestari. Mereka memilih untuk makan berdua di tempat itu,sekedar menghabiskan malam bersama. Lestari orang nya memang welcom kepada siapa saja, tetapi untuk malam itu, Lestari hanya ingin di temani oleh Tama, jadilah Lestari lebih menjadi seorang pendiam di sana. Tama yang lebih berambisi ngobrol bareng teman teman yang lain. Selesai makan, Tama mengajak Lestari untuk langsung menuju hotel tempat Tama menginap. Rencananya Lestari juga akan menginap di hotel yang sama dengan Tama, dengan menyewa kamar bersebelahan, supaya hari esok sewaktu akan jalan berdua tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Karena hari senin Tama sudah harus berada di Jakarta lagi,dan hari itu pula Lestari sudah bekerja kembali, alhasil Lestari tidak bisa menemani Tama di hari senin. Itu sebenarnya juga permintaan dari Tama, dan Lestari tidak keberatan selain bisa menyingkat waktu, Lestari juga bisa belajar software yang baru saja di bawakan Tama untuk gethring tadi. Dan malam itu untuk pertama kalinya mereka ngobrol berdua secara langsung, yang biasanya hanya bisa lewat telefon, banyak cerita yang mereka berdua utara kan. Saling melepas rindu, dan seperti tak ingin di pisahkan satu sama lain. Seperti yang di rasakan pasangan pada umunya, serasa dunia hanya milik berdua. Kalau pun bisa memilih dan memberhentikan waktu, mereka akan berhenti di waktu itu. kalau kata orang, ibaratkan dunia itu hanya milik berdua yang sedang dibuai asmara.
Malam semakin larut, mereka berdua belum beranjak untuk tidur di kamar masing masing. Desain toilet yang tadi di berikan oleh Tama sebagai bahan belajar Lestari malam ini pun juga belum selesai Lestari kerjakan, pasalnya Lestari juga mengerjakannya tidak terlalu fokus pada satu tugas, Lestari memilih untuk membuka akun facebooknya,supaya tidak bosan saat mengerjakan, padahal di sisinya kini juga sudah ada Tama yang tidak pernah membuat Lestari bosan jika bersamanya.
Lama kelamaan rasa kantuk sudah mulai mereka rasakan, Lestari memutuskan untuk beranjak tidur di kamarnya. Sebelum Lestari menuju kamarnya, Tama sempat menahan bahu Lestari dan membuat Lestari otomatis menghadap Tama, di pandanginya wajah kekasihnya yang selama ini belum pernah dia temui, lekat sekali. Mata lestari tak bisa menghindari tatapan Tama waktu itu. Lima menit mereka saling berpandangan tanpa bersuara. Tanpa Lestari sadari,bibir Tama sudah mendekat dengan bibir Lestari, akan tetapi melihat ekspresi wajah Lestari yang seperti takut akan suatu hal, Tama hanya tersenyum mengodanya, dan tak jadi mencium bibir Lestari,Tama hanya mencium kening Lestari. Dalam hati Lestari dia merasa lega,sekarang dia bisa bernafas lega. Kejadian tadi membuat Lestari menahan nafas dan merasakan detak jantungnya berdetak diatas normal, pasalnya baru kali ini dia merasa seperti ini dan baru kali ini juga Lestari di cium seorang laki-laki. Tapi tak di pungkiri olehnya, malam itu dia merasa bahagia sekali.