Minggu, 08 Februari 2015

08 Februari 2015 People Come And Go



Apa kalian pernah merasakan dunia ini berhenti berputar untuk beberapa detik? Dan hanya bisa melihat pada satu titik dengan jelas, yaitu seseorang yang sekarang berada di depan kalian. Walaupun itu hanya terjadi dalam hitungan detik, tapi kalian merasakannya sangat sangatlah lambat?
Cerita ini,maaf tidak bisa menuliskan secara gamblang bagaimana adegan yang hanya beberapa detik itu berlangsung. Tetapi ini,,,, membuat aku tidak bisa berfikir waras.
(minggu, 08 Februari 2015)
“Usahakan bulan maret kamu ke Jogja lagi yah?”
“Ada apa?”
“Tidak, hanya saja akan ada acara pameran di mana itu namanya, di geee……”
Langkah ku terhenti seketika. Tidak, tidak hanya langkah ini yang aku sadari tak bergerak sama sekali. Gerakan bibir ini juga seketika terhenti, hanya menyisakan getaran pada bibir ini yang, aku rasa tidak tau ingin berkata apa.  Ku dapati nafas ini tertahan untuk beberapa detik. Yang berdetak semakin kencang dari normal adalah detak jantung ini, yang tiba-tiba berdekat semakin kencang ketika aku menyadari sesuatu yang aku fikirkan selama beberapa dekit ini, ternyata adalah nyata. Ya kebetulan yang sangat nyata. Seseorang itu tersenyum yang aku rasa dia juga kaget melihat diri ini yang berdiri tak jauh dari tiang listrik itu. Tapi dia lebih bisa mengontrol dirinya ketimbang aku yang masih berdiri dengan seribu fikiranku dan dengan tatapan yang masih tidak percaya. Dan……
“hay”
Dia melambaikan tangan kanannya sembari tersenyum menyapa di atas sepedanya. Entah fikiran apa yang masih sibuk berada di otak ini hingga aku sendiri tidak membalas sapaannya, hanya bertanya dengan muka yang,,, duh,,, sebegitu tidak percayanya hingga aku sendiri tidak bisa mengembarkan bagaimana ekspresi ku saat itu. Beberapa detik memang aku mengacuhkan kedua teman ku yang berada di belakangku itu.
“kok sendirian?” ya hanya pertanyaan yang terdiri dari dua kata yang bisa aku keluarga dari bibir yang sudah sedikit tidak membeku ini.
“iya” senyuman itu masih tidak hilang dari raut mukanya. Tetapi dirinya sudah sedikit menjauh dari tempat ku berdiri oleh sepeda yang di tumpanginya.
“mau kemana?”
“jalan jalan saja” Kali ini jawabannya sungguh membuat jantung ini semakin berdetak kencang dari yang tadinya di atas normal. Tetapi rasa kecewa juga menjalari tubuh ini, bukan karena dia yang pergi menjauh dari tempat ku berdiri. Tetapi karena senyuman itu sudah tidak terlihat dari wajahnya dan matanya sedikitpun tidak melihat kearahku lagi. Pandangan ini masih saja mengarah ke orang dengan sepeda itu, hingga dirinya tidak lagi terlihat di tikungan itu. Bahkan pandanganku tidak beralih sedikitpun darinya tetapi, dia sama sekali tidak berbalik melihat kebelakang seperti yang aku lakukan padanya. Bahkan dari kejadian awal tadi, pertama kali aku melihatnya, yang hanya berjalan beberapa detik dengan cepatnya itu, tetapi aku merasa seolah-olah dunia di sekitar berhenti, hanya dirinya yang bisa aku lihat dengan jelas.
“kok kamu melihat laki-laki itu seperti tidak ikhlas dia pergi?”
Seseorang temanku tiba-tiba membuyarkan lamunan ini. Oh,,,, sepertinya memang benar yang temanku bilang itu, aku memang tidak ikhlas melihat dia pergi, tanpa melihat ke arahku lagi. Duh,,,, bodoh sekali diri ini. Oh Tuhan... Jika perasaan ini memang ada untuknya, apa yang bisa aku lakukan? L

Tidak ada komentar:

Posting Komentar