Menjadi seorang mahasiswa tidak semenarik yang aku
bayangkan. Tidak semuanya harus selalu berjalan sesuai angan-angan. Bahkan terkadang
ada yang baru menyadari bahwa apa yang kita pilih ternyata tidak sesuai dengan
apa yang kita butuhkan. Dari awal perjalanan ini semua memang terasa seperti
tantangan sendiri untukku. Untuk mencapai masa depan yang lebih cerah. Untuk semuanya
yang aku butuhkan kelak, memang aku sangat sadar sekali akan semua pengorbanan
yang harus aku lakukan untuk mencapai semuanya sendirian. Semakin lama menempuh
perjalan hidup ini, semakin aku mengerti karakter apa yang ada di diriku saat
ini. Semakin aku mengerti dengan kehidupan yang sangat menjengkelkan dan
semenakutkan yang tidak pernah aku fikirkan sebelumnya. Semakin aku harus
berfikir dua kali untuk hal yang sama. Diawal semester ini, aku sangat
menyambutnya dengan dengan semangat baru. Lebih bersemangat dari pada
sebelumnya. Tetapi kita semua tidak tau apa yang akan terjadi dikemudian hari. Hari
demi hari kudapati semangat mereka semakin menurun. Semakin bingung dengan
jalan fikiran mereka. Tetapi itu tidak boleh ada didiriku. Memang aku sadar
mungkin akan sangat susah sekali untuk menjalani kehidupan seperti ini. Tetapi kita
tidak akan tau jawabanya jika kita sendiri tidak menjalaninya.
Perjalanan selama semester dua, panah asmara kembali
lagi menghujam hati ini. Dulu memang ada yang mengobati luka dalam hati ini,
tetapi aku mulai ragu dengan dia yang memiliki sikap acuh tak acuh. Ketika itu
seseorang datang padaku, ragu memang yang aku rasa. Seperti ini tidak ada
bedanya dengan keadaan satu tahun yang lalu. Menata hati karena pernah dibuat
berantakan oleh orang tidak mengerti soal perasaan itu sangatlah tidak mudah. Membutuhkan
waktu yang tidak singkat dan juga membutuhkan kesabaran extra. Maka diri ini
tidak akan dengan mudah mempercayai mereka dengan begitu mudahnya. Tetapi entah
apa yang membuat dia menjadi begitu special di hati saat ini. Yang sudah dari
dulu tidak pernah memiliki fikiran untuk mempercayai padanya tentang perasaan
ini. Yang hanya dengan dia lah nama itu, yang sudah satu tahun yang lalu
membuat sakit semuanya dan kini sekarang hampir tidak pernah lagi terfikirkan. Dia
yang aku temukan untuk mengisi kekosongan hati ini, yang sudah memiliki
komitmen denganku. Dan aku rasa sepertinya akan menjadi cerita di hari-hari ku
selanjutnya. Itu yang aku fikirkan ketika menyadari perasaan ini padanya begitu
dalam. Tetapi akhir-akhir ini dia selalu berhasil membuatku sakit hati dengan
tetap menunggunya terus dan terus. Membiarkan perasaan ini berharap lebih
padanya. Sudah sejak awal sedikit berusaha membatasi perasaan ini. Tetapi sepertinya
itu tidak berhasil padaku. Semakin hari semakin besar harapan ini. Tetapi hati
ini masih sangat takut jikalau memang pada akhirnya cerita satu tahun yang lalu
itu terulang kembali. Menjadi cerita pahit dalam kehidupan remajaku
selanjutnya. Mengukir kenangan menyedihkan. Tetapi ketika fikiran itu terlintas
begitu saja, selalu aku berusaha untuk menampiknya. Membuat keadaan kembali
seperti semula. Bagiku, tidak ada masalahnya untuk menunggu sebuah kepastian
itu dangan selalu berusahan menjaga perasaannya. Walapun itu sangat sulit aku
rasa. Atau bisa jadi diam-diam aku yang membuat dia sakit hati karena tingkahku
saat ini.
Perlahan-lahan memahami karakter dia, walapun itu
artinya aku yang harus selalu mengalah dan menyembunyikan perasaan yang, emmm mungkin
tidak seharusnya dia tau, serta tentang keadaanku di sini yang selalu
menuggunya. Bahkan tidak jarang juga aku yang membuat hati ini terasa sakit
sendiri jika mengingatnya. Rasa ego untuk memilikinya yang membuat diri ini
harus bekerja extra berkali-kali lipat untuk menghibur diri. Ketika dirasa dia
tidak perlu tau tentang lelahnya menunggu dan lelahnya membuat sebuah
kepercayaan yang kuat. Yang mampu membuat hati ini begitu bersemangat setiap
harinya. Mungkin bisa di bilang wanita bodoh yang akan berada di posisiku saat
ini, yang sudah jelas awal mula kisah ini sama dengan kisah sebalumnya, satu
tahun silam, yang lagi-lagi dengan terpaksa aku harus meyebutnya dia yang
pernah melukai hati ini.
Tetapi tanpa semua ini lika-liku kehidupan untuk
mencapai sebuah yang dinamakan puncak tidaklah bisa akan berwarna indah seperti
layaknya pelangi. Tuhan memiliki caraNya sendiri untuk membuah umatnya selalu
bahagia dan bersyukur. Maka dari itu aku selalu menjadikannya doa yang nantinya
akan menjadi kenyataan di hidup ini. Tidak hanya sekedar angan-angan manusia
ramaja.
Aku menyadari sesuatu yang menguatkan aku disini,
orangtua dan mereka para sahabatku yang senantiasa selalu bersedia untuk bisa
ku repotkan dengan semua cerita basiku ini. Walapun mereka akhir-akhir ini
selalu membuat aku iri, dengan ketidak adaan waktu untuk kami berkumpul lagi,
dan ini membuat aku sadar juga semakin menjalani hidup ini, kita semakin
memiliki urusan masing-masing dengan orang yang berbeda-beda. Sangat begitu
susah sekarang untuk bisa bertemu dengan mereka. Walau itu hanya untuk sekadar
membicarakan masalah sepele tetapi selalu membuat kesan tersendiri untuk kami
semua. Mencoba menegarkan satu sama lain, memperingati satu sama lain, menegur
satu sama lain, mengoda satu sama lain, membantu satu sama lain dan menghibur
satu sama lain, tidak perduli apa kami sekarang, latar belakang kami, semakin
kami berbeda, semakin menyatukan persaudaraan di antara kami.
Mungkin keadaan ini bisa di bilang lebih buruk dari
sebelumnya, tetapi ini akan menjadi sebuah pelajaran berharga untuk waktu
selanjutnya. Semua tergantung kita mengemudi lurus kedepan. Meuju tujuan hidup.
Menembus semua hambatan untuk masa depan. Masa sekarang kami memang masih belum
siapa-siapa, dan kami memang tidak tau akan jadi apa kami kelak, tetapi kami
selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk diri kami sendiri.

